BAB I Konsep Dasar
Penelitian Bisnis
A. Pengertian
Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis
merupakan penelitian yang sistematis dimana penelitian tersebut mampu memberikan
suatu informasi untuk mengambil keputusan – keputusan yang berguna di bidang
bisnis
Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi dalam penelitian bisnis , yaitu :
1.
Bersifat
Obyektif dan Factual sesuai data yang ada
2.
Mendalam,
semua permasalahan dipecahkan dengan baik
3.
Didasarkan
pada asumsi yang relative
4.
Merupakan
system yang terintegrasi dengan bidang ilmu lainnya
5.
Mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi
B. Ruang
Lingkup dan Perkembangan Penelitian
Ruang lingkup pada
penelitian itu bermacam-macam namun tetap dalam satu kata yaitu, penelitian modern maupun sederhana
dimana tujuan sebenarnya dari penelitian adalah untuk mengumpulkan informasi
supaya suatu masalah apat
terselesaikan dengan baik.
C. Karakteristik
Penelitian Bisnis
Dalam penelitian harus dipastikan keakuratannya, sehingga
memerlukan informasi yang lengkap, valid, dan terkini sehingga dalam
pengambilan keputusan maupun saran dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Maka dari itu, Penelitian Bisnis harus memenuhi kriteri – kriteria seperti:
1.
Perumusan
Masalah harus jelas, spesifik dan focus pada kejadian yang ada agar tidak
menimbulkan penafsiran yang salah
2.
Prosedur
penelitian harus dirinci dan diuraikan dengan baik agar siapapun dapat
melakukan penelitian ini kedepannya dengan baik
3.
Lakukan
pengambilan data dengan hati – hati dan teliti
4.
Harus
metode analisis yang tepat
5.
Kesimpulan
yang dibuat harus mendukung data – data yang telah diperoleh
6.
Peneliti
menyusun laporan penelitian yang lengkap dan sistematis mengikuti aturan yang
ada
7.
Penelitian
harus dilakukan oleh orang yang berintegritas tinggi berpengalaman dan punya
reputasi yang bagus
D. Etika
Penelitian
Pada saat
melakukan penelitian, etika sangatlah diperlukan. Karena agar tidak ada pihak
yange merasa dirugikan atau dampak negatif akibat penelitian tersebut seperti pelanggaran
terhadap persetujuan publikasi maupun kerahasiaan yang pernah dijanjikan akan dijaga.
BAB II Dasar – Dasar
Penelitian Ilmiah
A. Proses
Berpikir
Ada dua
jenis argumentasi, yaitu :
1.
Deduksi
Pemikiran
yang proses berpikirnya dimulai pada pernyataan yang umum ke hal – hal
(kesimpulan) yang bersifat khusus. Deduksi bisa disebut tepat jika benar yang
artinya alasan yang dikeluarkan sesuai dengan kenyataan yang ada.
2.
Induksi
Merupakan
pemikiran yang dimulai pada kesimpulan umum pada suatu kondisi yang khusus.
Disini peneliti akan melihat kesimpulan – kesimpulan yang ada mampu menjelaskan
fakta – fakta yang ada yang akan mendukung kesimpulan sang peneliti.
B. Sikap
Ilmiah
Pendekatan ilmiah
menutut individu melakukan langkah – langkah tertentu agar dapat mencapai
kebenaran.
1.
Pendekatan
Non-Ilmiah
a.
Akal
Sehat (Common Sense)
Merupakan
serangkaian konsep dan bagan konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis
manusia. Namun terkadang akal sehat dapat pula menyesatkan.
b.
Prasangka
Pencapaian
yang dilakukan pada Akal Sehat, akan dipengaruhi oleh berbagai kepentingan
orang yang melakukannya sehingga mengakibatkan akal sehat berubah menjadi
prasangkan yang cenderung akan mempersempit pengamatannya sendiri dan cenderung
mengkambing hitamkan orang lain.
c.
Pendekatan
intuitif
Dengan
pendekatan ini, orang akan menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasarkan
pengetahuan yang didapat langsung dengan cepat melalui proses yang tidak
disadari.
d.
Penemuan
Kebetulan dan Coba – coba
Kadang
berguna, namun tidak ilmiah, dan juga tidak melalui langkah – langkah yang
sistematis dan terkendali.
e.
Pendapat
otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis
Umumnya
orang – orang yang telah berpengalaman dalam berbagai pekerjaan, dan kadang
pemikiran mereka selalu diterima. Padahal tidak selamanya pemikiran mereka
selalu benar.
2.
Pendekatan
Ilmiah
Pengetahuan
yang didapat dari pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah dan
dibangun atas teori tertentu.
3.
Sifat
Penelitian Ilmiah
a.
Berpikir
skeptis : selalu mencari fakta dan bukti yang mendukung pernyataan.
b.
Berpikir
analitis : sikap yang mendasarkan pada analisis dalam setiap persoalan dan
memilih yang relevan serta utama.
c.
Berpikir
kritis : pemecahan persoalan selalu berpijak pada logika dan obyektivitas data
atau fakta.
4.
Syarat
Penelitian Ilmiah
a.
Permasalah
dan tujuan penelitian harus didefinisikan secara jelas dan tidak ambigu.
b.
Prosedur
penelitian harus jelas
c.
Desain
penelitian harus terencana dan sistematis
d.
Analisis
data harus memadai untuk mengungkapkan permasalahan dan metode analisis yang
digunakan harus sesuai dengan problem penelitian
e.
Kesimpulan
harus didukung oleh data dan hasil analisis
yang akurat
C. Konsep
dan Konsepsi
1.
Konsep
: merupakan abtraksi atau generalisasi suatu realita yang membutuhkan beberapa kata untuk
menjelaskannya agar dapat mengkomunikasikannya.
2.
Konsepsi
: merupakan pemikiran yang secara khusus diciptakan bagi suatu penelitian dan
atau untuk membangun teori dimana untuk mengkombinasikan konsep – konsep yang
sederhana.
D. Variabel
dan Hubungan antarvariabel Penelitian
1.
Variabel
Peneletian
Suatu
atribut, sifat, ataupun suatu nilai dari suatu individu, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
serta ditarik kesimpulannya.
2.
Hubungan
antarvariabel penelitian
a.
Variabel
Independen : variable yang mempengaruhi
b.
Variabel
dependen : variable yang dipengaruhi
c.
Variabel
moderator : yang mengkuat atau melemahkan hubungan independen dan dependen
d.
Variabel
Intervening : merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi dependen dan
independen
e.
Variabel
Kontrol : merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tergantung tidak dipengaruhi oleh factor luar
yang tidak diteliti
f.
Variabel
luar biasa : variabel yang jumlahnya tidak terbatas
E. Definisi
Operasional Dan Kerangkan Berpikir
1.
Definisi
Operasional digunakan dalam suatu penelitian bertujuan untuk membantu peneliti
saat akan akan menghadapi penambahan konsep baru selain itu jika ada definisi
yang tidak jelas, sehingga hal ini sangat membantu menyelesaikan masalah.
2.
Kerangka
Berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai factor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting.
F. Peranan
teori dalam penelitian
Teori merupakan tempat berpijak dan
menjadi dasar dalam melakukan penelitian yang mana di dalam teori berisi
konsep, definisi, dan proposisi yang berhubungan erat secara sistematis, yang
dibangun untuk menjelaskan suatu permasalahan yang ada.
G. Perumusan
Masalah Penelitian
Setiap penelitian yang
dilakukan pasti memiliki masalah yang menjadi dasarnya dan hal tersebut perlu
dipecahkan, sehinggan perumusan masalah yang akan dipecahkan perlu dibuat untuk
memudahkan para peneliti tidak terlalu jauh dalam meneliti masalah.
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan
pernyataan atau dugaan sementara yang diungkapkan secara deklaratif. Pernyataan
atau dugaan diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa diuji secara empiris.
BAB III Proposal
Penelitian
A. Pengertian
Proposal Penelitian
Merupakan suatu
rencana dimana kerja, prospectus, garis besar atau konsep kerja suatu
penelitian untuk menantisipasi berbagai hal yang mungkin tidak diinginkan dalam
penelitian.
B. Proses
Pembuatan Proposal Penelitian
Agar tidak terjadi
inkonsistensi, sebaiknya langkah – langkah dibawah ini dalam membuat proposal
penelitian :
1.
Manajer
mendeskripsikan masalah dan menyatakan dalam bentuk pernyataan
2.
Peneliti
menterjemahkan pertanyaan manajemen menjadi pertanyaan penelitian
3.
Peneliti
mengelaborasi pertanyaan penelitian menjadi pertanyaan-pertanyaan penyelidikan
4.
Peneliti
menyiapkan proposal
5.
Manajer
mereview proposal
6.
Jika
tidak diterima. Maka manajer dan peneliti mendiskusikan proposal, klarifikasi,
dan redefinis. Jika sepakat, akan kembali ke nomor 4
7.
Jika
tidak diterima. Peneliti kembali ke nomor 2, lalu akan dilanjutkan pada
Peneliti harus mengganti anlternatif solusi
8.
Kemudian
peneliti kembali merumuskan kembali pertanyaan penelitian, dan akan menuju ke
nomor 3 untuk memulai lagi
9.
Manajer
akan menyetujui proyek (jika nomor 5 diterima)
C. Struktur
Proses Penelitian
1.
Judul
Penelitian
2.
Dasar
Pemikiran atau Latar Belakang Masalah
3.
Rumusan
Masalah
4.
Tujuan
Penelitian
5.
Manfaat
Penelitian
6.
Tinjauan
Pustaka
7.
Kerangka
Pikir
8.
Hipotesis
dan Anggapan Dasar
9.
Desain
Penelitian
10.
Analisis
Data
11.
Personel
Penelitian dan Kualifikasinya
12.
Anggaran
13.
Jadwal
14.
Bibliografi
atau Daftar Pustaka
BAB IV Desain
Penelitian
A. Pengertian
Desain Penelitian
Desain Penelitian
merupakan perencanaan, struktur, dan strategi penelitian dalam rangka menjawab
pertanyaan dan mengendalikan penyimpangan yang mungkin terjadi. Dimana memuat
rencana-rencana tentang informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan
penelitian.
Memiliki 2 tujuan :
1.
Menyediakan
jawaban-jawaban yang diperlukan dalam penelitian
2.
Mengendalikan
penyimpangan yang mungkin terjadi
B. Desain
Penelitian yang Baik
1.
Rencana
maupun sumber informasi, harus relevan dan sesuai kebutuhan
2.
Mempunyai
gambaran strategi pendekatab yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis data
3.
Jadwal
dan anggaran penelitian juga harus diuraikan secara akurat dan jelas
C. Klasifikasi
Desain Penelitian
Terdapat 7 Dasar Desain
Penelitian, yaitu :
1.
Penelitian
Eksploratif dan Penelitian Formal
a.
Eksploratif
: mengembangkan konsep dengan lebih jelas, memantapkan prioritas, dan
memperbaiki desain penelitian akhir untuk digunakan dalam menentukan apakah
penelitian berikutnya masih diperlukan atau tidak
b.
Formal
: tujuannya untuk mendeskripsikan fenomena, mengestimasi ciri-ciri populasi,
melihat hubungan antarvariabel yang berbeda, dan mengukur keterpengaruhan
antarvariabel
2.
Penelitian
Kasus dan Penelitian Lapangan
Tujuan
Penelitian kasus dan Lapangan adalah mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial :
individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
Penelitian
kasus merupakan penelitian yang mendalam mengenai unit sosial tertentu yang
hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit.
3.
Penelitian
Cross Sectional dan Longitudal
a.
Cross
Sectional : berupaya memberikan potret suatu keadaan pada waktu tertentu dan
dilakukan hanya 1 kali
b.
Longitudinal
: dilakukan berulang-ulang pada periode tertentu, dan mempunya kelebihan
peneliti dapat mengamati perubahan dari waktu ke waktu
4.
Studi
Observasi dan Survei
Peneliti
melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan suatu subyek atau sifatnya tanpa
berupaya mendapatkan tanggapan dari siapapun
5.
Penelitian
Eksperimental dan Ex-post Facto
1.
Eksperimental
dibagi 2 :
a.
Eksperimental
Sungguhan : menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan mengenakan
satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental
dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak
mendapatkan kondisi perlakuan.
b.
Eksperimental
Semu : memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat
diperoleh dengan eksperimen sebenarnya, dalam keadaan memungkinkan untuk
mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan.
2.
Ex-post
Facto
Desain
penelitian yang empiris dan sistematis dan tidak dapat dikontrol variabel bebas
secara langsung karena variabel memang tidak bisa dimanipulasi.
6.
Penelitian
Deskriptif dan Kausalitas
Penelitian
dilakukan dengan berupaya mendeskripsikan secara sistematis, factual, dan
akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau suatu daerah tujuannya untuk
memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang siapa, apakah, kapan, dimana, dan
bagaimana dari suatu topic penelitian.
7.
Studi
Kasualitas
Penelitian
untuk melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti
BAB V Pengukuran
A. Sekilas
tentang Pengukuran
Pengukuran merupakan
pemberian tanda berbentuk angka ataupun symbol untuk suatu fenomena empiris
dengan satu atau beberapa criteria tertentu dengan memiliki 3 tahap
1.
Menyeleksi
variabel yang bisa diamati
2.
Menggunakan
angka atau symbol
3.
Mengaplikasikan
sejumlah criteria untuk mengungkapkan fenomena empiris ke dalam symbol atau angka
B. Apa
yang Diukur
Karakteristik dari
suatu obyek, itulah yang diukur dalam penelitian. Dengan membuat
indicator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur karakteristik itulah
yang menjadi obyek sang peneliti
C. Skala
Pengukuran
Dalam Pengukuran Variabel
menggunakan skala yang memiliki 4 macam tipe, yaitu nominal, ordinal, interval,
dan rasio. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Berikut
adalah karakteristik skala :
1.
Menunjukkan
perbedaan tingkatan, yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dibanding yang
lain
2.
Menunjukkan
jarak perbedaan, kategori yang satu berbeda sekian unit dibanding yang lain.
3.
Menunjukkan
perbandingan. Kategori yang bisa dibandingkan dengan yang lain.
Keempat tipe skal
mempunyai karakteristik berikut :
Tipe
Skala
|
Karakteristik
Tingkatan Jarak Perbandingan
|
Keterangan
|
Nominal
Ordinal
Interval
Rasio
|
Tidak
ada tidak ada tidak ada
Ada tidak ada tidak ada
Ada ada tidak ada
Ada ada ada
|
Setiap
kategori memiliki tingkatan yang sama
Kategori
yang satu lebih rendah atau tinggi dari yang lain
Perbedaan
setiap kategori mengandung informasi jarak
Nilai
kategori yang satu dibandingkan dengan yang lain
|
D. Teknik
Skala yang Sering Digunakan
1.
Skala
Penilaian
a.
Skala
dikotomi : digunakan untuk memiloih dua pilihan (nominal)
b.
Skala
kategori : menggunakan beberapa item pilihan (nominal)
c.
Skala
linkert : menilai sejauh mana subyek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
yang diajukan
d.
Skala
perbedaan semantik : digunakan untuk menggali respon atribut dua nilai ekstrim
dari obyek, peristiwa, atau individu yang mengindikasikan sikap mereka.
e.
Skala
numerik : mirip semantic
f.
Skala
jumlah konstan : mendistribusikan penilaiannya kedalam beberapa pilihan yang
keseluruhan jumlahnya 100 poin
g.
Skala
baku : mengukur intensitas sikap terhadap item yang diteliti secara simultan
h.
Skala
grafis : paling banyak digunakan untuk menilai kinerja seseorang. (ordinal atau
interval)
i.
Skala
konsensus : dikembangkan melalui consensus dari satu panel yang terdiri atas
beberapa panelis berpengalaman karena prosesnya tidak sederhana. Jarang
digunakan.
2.
Skala
Ranking digunakan untuk menunjukkan urutan 2 atau lebih obyek atau item
(ordinal).
a.
Force
Choice : memberikan kesempatan kepada responden untuk menunjukkan urutan
beberapa obyek yang diajukan.
b.
Skala
Perbandingan : menyediakan dasar pembanding untuk menghadapi suatu objek,
peristiwa atau situasi yang diteliti
E. Tahapan Pengukuran
Pengukuran Kualitatif
mempunyai tahap-tahap yaitu :
1.
Tentukan
symbol yang akan digunakan untuk mengukur variabelyang diteliti
2.
Tentukan
indicator yany tepat sebagai alat ukur
3.
Tentukan
skala yang digunakan
4.
Tentukan
criteria yang digunakan
5.
Jabarkan
indikatornya
6.
Untuk
melihat kecocokan alat ukur, lakukan uji validitas dan reabilitas
F. Karakteristik
Pengukuran
1.
Validitas
: Menunjukkan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokan suatu alat
untuk mengukur apa yang akan diukur.
a.
Validitas
isi
b.
Validitas
criteria
c.
Validitas
konsepsi
2.
Reliabilitas
: menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur konsisten atau memiliki kemantapan dalam
penggunaanya
a.
Stabilitas
b.
Ekuivalensi
c.
Konsisten
Internal
G. Sumber
kesalahan dalam Pengukuran
Peneliti harus
mengenali sumber permasalahan dalam pengukuran yang umumnya berasal dari :
1.
Responden
2.
Situasi
3.
Pewawancara
4.
Instrumen
Penelitian
BAB VI Teknik Pengambilan
Sampel
A. Populasi
Sample dan Kerangka Sampel
1.
Populasi
: merupakan keseluruhan obyek yang dileti baik terbatas maupun tidak terbatas.
Biasanya dapat berupa subyek yang punya kualitas
2.
Sampel
: bagian dari populasi untuk memperkirakan atau mewakilkan sisi karakteristik
dari populasi tersebut
3.
Kerangka
sampel : daftar semua unsur yang ada didalam populasi
B. Sifat
Pengambilan Sampel
1.
Ada
sifat yang sama antara sampel dan populasi (karena sampel merupakan bagian
populasi) sehingga dengan mengambil sedikit, hasilnya relative sama apabila
populasinya homogen
2.
Untuk
penelitian bersifat merusak, maka pengambilan sampel merupakan satu-satunya
cara yang harus diambil.
C. Sampel
yang Baik
Harus memiliki 2
kriteria di bawah ini :
1.
Akurasi
: sampel yang akurat merupakan sampel yang dimanfaatkan untuk mengembangkan
penilaian diantara anggota-anggota sampel.
2.
Ketelitian
: rendahnya tingkat kesalahan estimasi.
D. Metode
Pengambilan Sampel
1.
Probability
Sampling (Random Sampling) : Pengambilan sampel secara acak memberikan peluang
yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
2.
Nonprobabilty
Sampling (Sampling Nonprobabilitas) : probabilitas elemen populasi tidak
diketahui, sehingga tidak membuka peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
E. Penentuan
Besarnya Anggota Sampel
Biasanya peneliti akan
melakukan hal berikut :
1.
Jarak
Interval yang diinginkan bagi perkiraan suatu populasi
2.
Tingkat
keyakinan yang dapat diterima dalam estimasi
Selain itu ada factor
lain yang mempengaruhi ukuran sampel
a.
Sifat
populasi : semakin heterogen, semakin besar jumlah yang dibutuhkan
b.
Desain
analisis yang digunakan : ada analisis tertentu yang dikerjakan dengan jumlah
sampel yang cukup besar
Ada pula pertimbangan
lainnya, seperti :
1.
Praktis
yang mencakup unsure biaya, waktu tenaga dan kemampuan
2.
Ketepatan
dimana semakin kecil alpha, semakin banyak anggota sampelnya
3.
Nonrespons
: perkiraan anggota sampel yang dapat dijadikan responden.
F. Kesalahan
Umum dalam Menentukan Besarnya Anggota Sampel
1.
Peneliti
menetapkan jumlah sampel yang terlalu kecil
2.
Peneliti
tidak menggunakan “Stratified Random Sampling” yang disyaratkan untuk
menentukan anggota sampel subgroupnya
3.
Peneliti
mengubah prosedur teknik pengambilan sampel
4.
Peneliti
memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian
5.
Peneliti
gagal menentukan jumlah anggota populasi yang dapat dipercaya
6.
Peneliti
mengurangi jumlah anggota sampel yang telah ditentukan oleh perhitungan semula.
7.
Peneliti
memilih grup eksperimen dan grup control dari populasi berbeda
8.
Peneliti
menggunakan grup sukarela, tetapi sengaja tidak membedakannya dengan grup wajin
sehingga ia gagal menginpretasikan hasil penelitiannya
9.
Kekeliruan
nonsampling bisa terjadi dalam setiap penelitian. Sebabnya adalah :
a.
Populasi
tidak didefinisikan terlebih dahulu
b.
Penyimpangan
populasi tidak dipelajari
c.
Kuesioner
tidak dirancang sesuai dengan tujuan penelitian
d.
Jawaban
responden kurang sesuai dengan keinginan atau tujuan penelitian
e.
Responden
kurang obyektif dalam menjawab
f.
Responden
menolak memberikan jawaban
BAB VII Teknik
Pengumpulan Data
A. Sekilas
tentang Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat
menggunakan primer maupun sekunder tergantung dari penelitian yang dilakukan.
Guna pengumpulan data untuk membantu peneliti meneliti suatu fenomena yang ada
dan mampu memberikan kesimpulan maupun saran dari pemecahan masalah fenomena
tersebut
B. Wawancara
Wawancara bisa
dilakukan langsung maupun tidak langsung tergantung dari situasi saat peneliti
lakukan. Wawancara merupakan komunikasi 2 arah dimana peneliti berbincang
dengan narasumber untuk menggali banyak informasi guna dikumpulkan untuk
peneltian yang dilakukan.
Wawancara terbagi
menjadi 2 cara yaitu :
1.
Terstruktur
: dimana peneliti sudah menyiapkan pertanyaan dari mulai perkenalan sampai
dengan hal paling khusus yang ditanyakan sesuai urutan
2.
Tidak
terstruktur : Disini peneliti bebas menggunakan pertanyaan dan tidak terpaku
pada urutan
C. Kuesioner
Teknik pengumpulan
data ini paling efisien karena peneliti tidak perlu mendatangi suatu respoden,
cukup menyiapkan pertanyaan tertulis dan kirimkan pada responden. Paling banyak
digunakan jika respondennya banyak.
1.
Keuntungan
a.
Biaya
lebih hemat
b.
Bias
jawaban responden dapat dikurangi
c.
Cakupan
jumlah responden banyak
d.
Member
kesempatan pada responden untuk berpikir dan menjawab
2.
Kelemahan
a.
Responden
harus memiliki telepon dan mengerti baca tulis
b.
Pengirim
kuesioner akan mempertinggi nonresponse error dan ini tidak bisa dikurangi
c.
Apabila
ada pertanaan yang kurang dimengerti, peneliti tidak bisa menjelaskan kepada
responden
3.
Prinsip
Kuesioner
a.
Penulisan
Kuesioner
1.
Isi
dan tujuan pertanyaan
2.
Bahasa
yang digunakan
3.
Tipe
dan bentuk pertanyaan
4.
Pertanyaan
tidak mendua
5.
Tidak
menanyakan kejadian yang sudah berlalu
6.
Pertanyaan
yang mengarah ke satu arah jawaban
7.
Urutan
pertanyaan
8.
Panjang
pertanyaan
b.
Prinsip
Pengukuran : kuesioner adalah alat untuk mengukur penelitian. Untuk memperoleh
data valid dan reliable, maka harus di uji validitasnya sebelum diberikan pada
responden
c.
Penampilan
Fisik Kuesioner : dibuat rapid an semenarik mungkin dan tidak perlu mahal
D. Observasi
Merupakan metode yang
sistematis dan standar dalam pengumpulan data, yang didasarkan pada konsep,
definisi, dan pengukuran variabel. Dengan ini, dapat diperoleh ukuran variabel
yang bukti empirisnya dapat diambil dari pertanyaan yang diajukan.
Observasi dibagi 4
dalam segi proses pengumpulan data, yaitu :
1.
Observasi
berperan serta : peneliti terjun langsung dan terlibat dalam obyek yang
diteliti
2.
Observasi
Nonpartisipan : hanya sebagai pengamat dan tidak terlibat langsung
3.
Observasi
Terstruktur : model observasi sudah disiapkan oleh peneliti
4.
Observasi
tidak terstruktur : sang peneliti tidak perlu persiapan untuk menyiapkan model
observasi karena belum mengetahui obyek yang diteliti
Keunggulan
a.
Dapat
diperoleh data asli
b.
Tidak
ada keterlambatan laporan
c.
Tidak
ada informasi yang bisa disembunyikan oleh orang lain
d.
Tidak
ada kejadian terlupakan
e.
Tidak
member kesempatan kepada responden untuk mengemukakan alasan
f.
Peneliti
dapat menjaga informasi yang diabaikan oleh partisipan
g.
Peneliti
dapat menangkap semua kejadian yang berlangsung secara lengkap dan terpercaya
Kelemahan
a.
Harus
berada ditempat kejadian
b.
Biaya
dan waktu yang mahal jika penelitian lama
c.
Hasil
paling reliable terbatas
d.
Metode
observasi tidak cocok digunakan untuk melihat atau mengetahui informasi
Penggunaan
Metode Observasi
1.
Observasi bukan perilaku, ada tiga proses, yaitu:
a.
Analisis catatan (record
analysis)
b.
Analisis kondisi fisik (physical conditional analysis)
c.
Analisis proses fisik (phisical process analysis)
2.
Observasi perilaku, yaitu observasi terhadap seseorang
atau sekelompok orang yang diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Perilaku Nonverbal : studi tentang gerakan, ekspresi
gerak dan pertukaran pandangan
b.
Perilaku Bahasa: Mengamati kata-kata dan suara yang
digunakan
c.
Perilaku Bahasa Ekstra: studi analisis vokal, temporal,
interaksi, dan gaya verbal (dialek bahasa)
d.
Perilaku Spasial: model mempelajari bagaimana kita
menjalin hubungan dengan orang lain.
BAB VIII Analisis Data
A.
Persiapan Analisis
Data, yaitu perencanaan atau teknik yang dipersiapkan untuk penelitian yang
akan dilaksanakan agar memperoleh karakteristik dan persyaratan analisis yang
diperlukan secara efektif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah semua
data terkumpul, yaitu:
1.
Pemeriksaan Data (Editing) , merupakan proses dasar untuk
menguji ketelitian dan tanggung jawab dalam melihat apakah:
-
Data sudah benar-benar akurat
-
Terdapat konsistensi anatara data dengan fakta di
lapangan
-
Sudah terdapat keseragaman dalam pemberian tanda atau
kriteria jawaban
-
Data sudah lengkap
-
Telah disusun fasilitas pemberian kode (coding) dan tabulasi
2.
Pembuatan Kode (Coding), merupakan proses pemberian tanda
dengan angka atau simbol atas semua jawaban yang terdapat dalam kuesioner.
Terdapat empat pemdoman dalam pembuatan kategori, yaitu:
-
Pemberian kode harus didasarkan pada masalah dan tujuan
penelitian
-
Lengkap dan terbatas
-
Saling meniadakan
-
Diturunkan dari prinsip klasifikasi
Ada pun
prosedur dalam pembuatan kode dikelompokan menjadi empat jenis, yaitu:
a.
Untuk jawaban berupa angka (tak terbatas)
b.
Untuk jawaban tertutup (dikotomi atau pilihan ganda)
c.
Untuk jawaban semi terbuka
d.
Untuk jawaban terbuka
3.
Penyusunan tabel (tabulasi), merupakan proses peringkasan
data dan menampilakannya dalam bentuk yang lebih rapi untuk kepentingan
analisis lebih lanjut. Dapat dilakukan secara manual ataupun komputer.
B. Analisis Data Deskriptif , digunakan untuk :
-
Mengkaji gambar suaru variabel, seperti profil
perusahaan, kelompok kerja, dan subjek lain, dengan karakteristiknya seperti
besar, komposisi, dan lain-lain.
-
Menunjukan posisi suatu subjek pada waktu-waktu tertentu.
-
Dapat digunakan untuk peramalan
Sebelum
melakukakn analisis, peneliti harus mengklasifikasikan data menjadi data
kuantitatif atau data kualitatif, karena secara mekanis akan terjadi perubahan
dalam tahapan analisis, akan terjadi:
a.
Perubahan angka dan catatan hasil pengumpulan data
menjadi informasi yang lebih mudah dipahami
b.
Penggunaan alat analisis bermanfaat untuk membuktikan
hipotesis secara benar, bukan kebetulan
c.
Interpretasi atas berbagai informasi dalam krangka yang
lebih luas atau inferensi ke populasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
muncul
Selanjutnya,
secara substantif, tahapan analisis akan melakukan proses:
a.
Membandingkan dan menguji teori atau konsep dengan
informasi yang ditemukan
b.
Mencari dan menemukan adanya konsep baru dari data yang
dikumpulkan
c.
Mencari penjelasan apakah konsep baru berlaku umum atau
baru terjadi bila ada prasyarat tertentu
C. Analisis Kualitatif
Analisis
sebab akibat dan analisis hubungan antar variabel penelitian. Analisis sebab
akibat adalah analisis yang mengamati bagaimana suatu variabel membawa akibat
terhadap variabel lain. Ada beberapa tahpan untuk melihat hubungan antar dua
variabel, yaitu:
-
Membuat tabulasi silang. Tabel silang dapat
memperlihatkan keterhubungan antar variabel secara signifikan
-
Analisis regresi dan korelasi agar konsep peralamalannya
lebih jelas, tidak sekedarmengetahui signifikansi hubungan.
Pada
pelaksanaan analisis data, ada beberapa analisis yang harus dilakukan peneliti,
yaitu:
1.
Analisis Univariat : Digunakan pada variabel dalam bentuk
distribusi frekuensi, tendensi sentral, rata-rata, dan ukuran penyebaran dari
standar deviasi.
2.
Analisis Bivariat : Akan menganalisis hubungan antar dua
variabel yang mungkin akan terbentuk hubungan;
-
Simetris, yaitu tidak saling mempengaruhi
-
Saling mempengaruhi
-
Variabel satu mempengaruhi variabel yang lainnya
3.
Analisis Hubungan Antarvariabel : penetapan arah hubungan
antar variabel yang saling mempengaruhi.
4.
Analisis Multivariat : digunakan untuk mengetahui
pengaruh murni determinan tertentu dan pengauh beberapa faktor simultan,
terdapat dua kelompok dalam analisis ini, yaitu: (1) kelompok ketergantungan,
dan (2) kelompok saling ketergantungan.
Sebelum
menetapkan instrumrn statistik, maka peneliti harus memperhatikan beberapa
aspek penting, yaitu:
a.
Tujuan penelitian
b.
Skala pengukuran
c.
Hipotesis
d.
Peramalan
Ada beberapa
teknik statistik yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu:
1.
Statistik Desktiptif : digunakan untuk menganalisis data
dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul apa adanya, tidak digeneralisasikan.
2.
Statistik Inferensial : digunakan untuk menganalisis data
sampel dan akan digunakan untuk generalisasi untuk populasinya.
3.
Statistik Parametrik : digunakan untuk menguji parameter
populasi melalui statistik atau ukuran populasi melalui data sampel, yang
dinamakan uji hipotesis statistik
4.
Statistik Nonparametrik : tidak menguji parameter
populasi tapi distribusi dan tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi seperti
halnya statistik parametrik
D. Hubungan Judul Penelitian, Perumusan Masalah, Hipotesis,
dan Teknik Analisis
Judul
penelitian, perumusan masalah, hipotesis penelitian, dan teknik analisis data
saling berhubungan erat. Peneliti harus menyadari bahwa tidak setiap penelitian
memerlukan hipotesis. Namun setiap penelitian memerlukan perumusan masalah agar
lebih jelas tujuan dan penyelesaian (pencapaian) dari penelitian tersebut.
E. Pengujian Hipotesis
Menguji
hipotesis berarti menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel, yaitu
point estimate dan interval estimate. Point estimate merupakan taksiran
parameter populasi berdasarkan suatu nilai dari rata-rata data sampel. Kemudian
interval estimate merupakan suatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai
interval rata-rata data sampel.
Adapun
langkah-langkah umum dalam pengujian hipotesis, yaitu:
1.
Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif (Ha)
2.
Menentukan alternatif pengujian : dua arah atau satu arah
3.
Menentukan level of significance (α)
4.
Menentukan kriteria pengujian: daerah penerimaan atau
penolakan
5.
Penentuan nilai Z (sampel ≥ 30) atau t (sampel < 30)
berdasarkan distribusi sampling-nya
6.
Kesimpulan (keputusan pengujian)
BAB IX MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN
A.
Sekilas
Tentang Laporan Penelitian
-
Penyusunan laporan penelitian merupakan proses akhir yang
membutuhkan keuletan dan ketekunan
-
Terdapat dua tahap penyusunan laporan, yaitu laporan
penelitian ditulis secara formal, dan peneliti menyajikan penelitian dalam
forum diskusi dengan membuat laporan ringkas
-
Laporan penelitian dibuat secara sistematis, logis, dan
konsisten antarbab
B.
Laporan
Penelitian Informal (Short Report)
-
Laporan berisi komentar, analisis, kesimpulan, atau
rekomendasi terbatas
-
Permasalahan yang ditampilkan telah didefinisikan secara
baik dan lingkup terbatas dan membutuhkan prasyarat yang sudah tersedia dan metodologi
yang sederhana juga banyak dikenal
-
Laporan umumnya terdiri kurang lebih 5 halaman, tetapi
dapat juga lebih dari 10 halaman.
C.
Laporan
Penelitian Formal (Long Report)
-
Berisi segala persiapan yang diperlukan, pengumpulan data
pengolahan, analisis data, pengambilan kesimpulan, dan rekomendasi.
-
Terdapat dua jenis laporan, yaitu laporan teknis
(technical report) yang bersifat ilmiah, dan laporan tidak ilmiah (popular
report), penggunaanya tegantung tujuan penelitian
-
Laporan ini dibuat untuk pembaca khusus yang mempunyai
variatif pada bidang pengetahuan sehingga memerlukan bahasa yang lebih mudah di
pahami (hasil yang diperoleh rekomendasinnya, dan bagai mana aplikasinnya)
D.
Format
Penulisan Laporan Penelitian
Dasar pembuatan laporan penelitian formal, yaitu:
- Logis,artinya menunjukan informasi yang mencakup tujuan studi,pengumpulan data,serta metodologi dan batasan-batasannya,kemudian akhirnya menganalisis dan memberikan saran serta rekomendasi.
- Psikologis, artinya tidak menimbulkan kejenuhan dan kebosanan dalam membacanya, maka laporan formal harus mudah dimengerti enak dibaca, dan teratur urutannya.
- Sistematis, artinya disusun sesuai dengan aturan penulisan ilmiah yang berlaku secara logis.
- Aturan penulisan karya ilmiah yang harus dipahami oleh peneliti adalah: (1) penulis harus memahami kepada siapa penulisaan ilmiah ditujukan, (2) penulis harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti kegiatan proses penelitian sehingga penulisan harus memuat kronologis yang jelas,dan (3) penulis harus berupaya mengambil inti dari hasil penelitian sehingga akan memudahkan pembaca untuk menangkap manfaat dari hasil laporan penelitian.
Berikut contoh format laporan penelitian:
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR ATAU DIAGRAM
SINOPSIS ATAU RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang Permasalahan
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
BAB II : Landasan Teori dan Hipotesis
A. Deskripsi Teori
B. Penemuan Hasil Penelitian yang Lalu
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
BAB III : Metode Penelitian
A. Pemilihan Subjek Penelitian danLokasi Penelitian
B. Populasi dan Teknik Sampling
C. Desain Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Analisis Kuantitatif
B. Analisis Kualitatif
C. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V : Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Tambahan, BACA JUGA Metode Penelitian Bisnis by Uma Sekaran (2006)
0 komentar:
Post a Comment