Posted by Ricky Posted on Saturday, March 21, 2015 | No comments

Part 5 - Company-Centric B2B dan Collaborative Commerce

Pembahasan
·        Konsep, Karakteristik dan Model pada B2B
·        Collaborative Commerce

1.       Konsep, Karakteristik dan Model B2B
a)      Konsep B2B
Transaksi bisnis dijalankan melalui inernet,  extranet, intranet atau jaringan intern perusahaan, juga dikenal sebagai e-B2B (electronic-B2B)
b)      Karakteristik Business to Business:
i)             Trading Partner : Pertukaran informasi hanya berlangsung diantara mereka dan karena sudah mengenal, maka pertukaran dilakukan atas dasar kebutuhan dan kepercayaanii)           Perukaran data dilakukan secara berulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati. Jadi service yang dipergunakan antar kedua sistem tersebut sama dan menggunakan standar yang sama pulaiii)         Salah satu pelaku tidak harus menunggu partner mereka lainnya untuk mengirimkan data.iv)         Model yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana processing Intelligence dapat didistribusikan dikedua pelaku bisnis.
c)      Model B2B
d)     Model Bisnis B2B
Yaitu penjualan produk / jasa antar perusahaan atau antar badan bisnis.

2.       Collaborative Commerce
a)      C-Commerce didefinisikan sebagai hubungan komersil atas suatu kerangka kolaboratif untuk mengintegrasikan proses bisnis perusahaan, hubungan pelanggan dan mengatur batasan-batasan yang berhubungan dengan perusahaan.
b)      Perdagangan collaboratif commerce ( c-commerce)  terdiri atas aktivitas antar mitra bisnis bersama-sama di dalam perencanaan, perancangan, pengembangan, managing, dan  meneliti produk dan jasa.
c)      Kolaborasi bisnis, misalnya, bisa dibangun antara suatu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan supplier, perusahaan-perusahaan jasa angkutan, perusahaan-perusahaan jasa periklanan, distributor dan lain-lain. Artinya jalinan kolaborasi bisa dibangun dari semua pemain usaha yang terlibat dalam satu rantai bisnis. Kolaborasi juga bisa dibangun antara perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam memproduksi produk sejenis, atau melayani layanan yang sejenis.
d)     Contohnya : kerjasama di antara perusahaan-perusahaan tas kulit, perusahaan-perusahaan sepatu, perusahaan – perusahaan buku, dan lain-lain.
e)      Sesuai definisinya, dalam C-Commerce proses-proses bisnis dari perusahaan-perusahaan yang berbeda dapat saling berhubungan, karena terintegrasi melalui collaborative framework. Melalui framework ini pula, konsumen dapat menghubungi “collaborative business processes” melalui cara yang sederhana, tanpa harus mengetahui bagaimana collaborative business processes” tersebut terjadi.
f)       Konsep C-Commerce diimplementasi melalui 3 tahapan, yaitu :
i)             1. WEB Enabled C-Commerce
ii)           2. WEB Integrated C-Commerce
iii)         3. WEB Service Enabled C-Commerce

*) Pentahapan C-Commerce

g)      Tahap pertama ditandai oleh beberapa ciri di bawah ini:
i)             C-commerce yang bersifat WEB Enabled.
ii)           Satu proses bisnis melalui internet yang memungkinkan partner dagang mengakses data internal tertentu.iii)         WEB yang mempresentasikan data.
iv)         Penghematan hanya pada labor cost

*) Tahap Pertama C-Commerce
h)      Pada tahap kedua buyer, seller, dan supplier disatukan melalui WEB portal yang memungkinkan mereka saling mempertukarkan barang dan jasa. Setiap perusahaan dapat melakukan konfigurasi ulang untuk melakukan “leverage” untuk memperkuat posisi menjual dan mengeliminasi biaya brokerage.

 *) Tahap Kedua C-Commerce

i)        Pada tahap selanjutnya C-Commerce dibangun berbasis WEBServices. WEB Service akan menjadi inti dari integration engine. Proses business yang diintegrasikan  diwujudkan sebagai webservice. C-Commerce nantinya akan merupakan kesatuan atau kombinasi dari webservices yang dapat di “plug and play” secara mudah.

*) Tahap Ketiga C-Commerce
j)        Arsitektur C-Commerce
i)             Arsitektur sistem untuk C-Commerce tahap ketiga harus dapat mengakomodasi beberapa nature yang dimiliki oleh kolaborasi dalam dunia usaha.Beberapa di antaranya adalah :ii)           Proses bisnis, atau secara umum sistem bisnis dari satu perusahaan cenderung berbeda dengan perusahaan lainnya, termasuk platform sistemnya.  Proses bisnis senantiasa berubah sesuai tuntutan perubahan dalam lingkungan bisnis itu sendiri. Kolaborasi bersifat dinamis. Suatu perusahaan bisa bekerja sama dengan pihak-pihak lain silih berganti. Hal itu berarti bahwa sistem solusinya harus merupakan sistem dengan karakteristik sbb :iii)         Sistem harus merupakan kumpulan dari blok-blok services yang dapat dipasang, dicopot, dan disusun ulang secara mudah.iv)         Prinsip enkapsulasi harus dipakai dalam membuat blok services. Artinya kerumitan proses tidak transparan oleh yang memanfaatkan blok services. Yang terlihat adalah apa yang dapat dilaksanakan oleh services dan bagaimana memperolehnya.v)           Perubahan atas blok services sebagai akibat dari perubahan proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, tanpa menyebabkan sistem secara keseluruhan break.
vi)         Blok services dapat terhubung ke blok service lainnya menggunakan format pertukaran data yang standar.
vii)       Sistem berbasis Web Services merupakan sistem yang cocok bagi C-Commerce, kerena memiliki karakteristik-karakteristik yang dipersyaratkan.
viii)     Sistem merupakan kumpulan dari webservices yang memiliki interkoneksi yang bersifat loosely coupled.,Ini berarti perubahan susunan webservices dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Untuk mewujudkan C-Commerce, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
i)             Setiap perusahaan harus menetapkan proses-proses bisnis yang akan diprovide sebagai webservices dan kemudian mendefinisikan webservicesnya.ii)           Setiap perusahaan mempublikasikan atau mendaftarkan webservicesnya pada semacam “direktori webservices”.
iii)         Setiap perusahaan yang ingin memanfaatkan atau melakukan koneksi dengan webservices harus mencarinya di direktori webservices dan mempelajari dokumen deskripsi webservices-nya.

Tambahan, BACA JUGA Part 4 - Perilaku Konsumen, Layanan Pelanggan dan Iklan
Categories: ,

0 komentar:

Post a Comment