Mungkin disini banyak yang sudah tahu mengenai website penghasil pundi-pundi uang bagi anda secara pasif. Tentunya sudah banyak sekali website yang menawarkan hal semacam itu. Baik yang benar secara legal maupun yang legal. Nah, saat ini saya akan membahas mengenai website 8Share.
Posted by Ricky
Posted on Friday, May 08, 2015 | 1 comment
Pundi Rupiah Lewat 8Share Indonesia [INFO]
Posted by Ricky
Posted on Friday, April 10, 2015 | No comments
Lanjutan 2: Proses Perangkat Lunak dan Metrik Proyek
Image Source: www.partsoultions.com
4.4. Menyatukan Berbagai Pendekatan Metrik Yang Berbeda
Berbagai penelitian dilakukan untuk megkaitkan FP dan pengukuran LOC. Tabel berikut ini memberikan estimasi kasar terhadap rata-rata jumlah baris kode yang diperlukan untuk membangun satu function point dalam berbagai bahasa pemrograman :
Bahasa Pemrograman
|
LOC/FP (rata-rata)
|
Bahasa assembly
|
320
|
C
|
128
|
Cobol
|
105
|
Fortran
|
105
|
Pascal
|
90
|
Ada
|
70
|
Bahasa berorientasi objek
|
30
|
Bahasa generasi keempat (4GLs)
|
20
|
Generator kode
|
15
|
Spreadsheets
|
6
|
bahasa grafis (icon)
|
4
|
Basili dan Zelkowitz menetapkan lima faktor penting yang mempengaruhi produktivitas perangkat lunak, yaitu :
Faktor manusia. Ukuran dan keahlian organisasi pengembangan.
Faktor masalah. Kompleksitas masalah yang dipecahkan dan jumlah perubahan dalam batasan dan persyaratan desain.
Faktor proses. Teknik analisis dan desain yang digunakan, bahasa dan peranti CASE yang tersedia, dan teknik-teknik kajian.
Faktor sumber daya. Ketersediaan peranti CASE dan sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak.
Posted by Ricky
Posted on Friday, April 10, 2015 | No comments
Lanjutan: Proses Perangkat Lunak dan Metrik Proyek
Image Source: www.theglobalgeek,com
4.3. Pengukuran Perangkat Lunak
Pengukuran langsung dari proses rekayasa perangkat lunak menyangkut biaya dan usaha yang diaplikasikan. Pengukuran langsung dari produk menyangkut deretan kode (LOC) yang diproduksi, kecepatan eksekusi, ukuran memori dan cacat yang dilaporkan pada sejumlah periode waktu.Pengukuran tidak langsung dari produk menyangkut fungsionalitas, kualitas, kompleksitas, efisiensi, reliabilitas, kemampuan pemeliharaan, dan banyak lagi ”kemampuan” lain.
4.3.1 Metrik Size-Oriented
Metrik perangkat lunak size-oriented (berorientasi pada ukuran) ditarik dengan normalisasi kualitas dan atau pengukuran produktivitas dengan mempertimbangkan ”ukuran” perangkat lunak yang dihasilkan.
Dari data yang belum sempurna yang ada pada tabel, dapat dikembangkan serangkaian metrik size-oriented yang sederhana untuk setiap proyek:
· kesalahan (error) per KLOC (ribuan baris kode),
· $ perLOC cacat (defect) per KLOC,
· halaman dokumentasi per KLOC,
Sebagai tambahan, metrik menarik yang lain dapat dihitung :
· Kesalahan/person-month,
· LOC per person-month,
· $/halaman dokumentasi
4.3.2 Metrik Function-Oriented
Metrik perangkat lunak function oriented (berorientasi pada fungsi) menggunakan sebuah pengukuran fungsionalitas yang disampaikan oleh aplikasi sebagai suatu nilai normalisasi. Metrik berorientasi fungsi pertama kali diusulkan oleh Albrecht yang mengusulkan sebuah pengukuran yang disebut function point. Function point ditarik dengan menggunakan sebuah hubungan empiris berdasarkan pengukuran (langsung) domain informasi perangkat lunak yang dapat dihitung serta perkiraan kompleksitas perangkat lunak.
Function point dihitung dengan melengkapi tabel yang diperlihatkan pada Gambar 4.2. Nilai domain informasi didefinisikan dengan cara sbb :
Parameter pengukuran
|
Jml
|
sederhana
|
rata-rata
|
kompleks
|
Faktor Pembobot
|
Jml input pemakai
|
x
|
3
|
4
|
6
|
=
|
Jml output pemakai
|
x
|
4
|
5
|
7
|
=
|
Jml penyelidikan pemakai
|
x
|
3
|
4
|
6
|
=
|
Jml file
|
x
|
7
|
10
|
15
|
=
|
Jml interface internal
|
x
|
6
|
7
|
10
|
=
|
Total
| ![]() |
Gambar 4.2. Penghitungan metrik function point
Jumlah input pemakai. Setiap input pemakai yang memberikan data yang berorientasi pada aplikasi yang jelas pada perangkat lunak dihitung.
Jumlah output pemakai. Setiap output pemakai yang memberikan informasi yang berorientasi pada aplikasi kepada pemakai dihitung. Pada konteks ini output mengacu pada laporan, layar, tampilan kesalahan dsb.
Jumlah penyelidikan pemakai. Sebuah penyelidikan didefinisikan sebagai input on-line yang mengakibatkan munculnya beberapa respon perangkat lunak yang cepat dalam bentuk sebuah output on-line.
Jumlah file. Setiap file master dihitung.
Jumlah interface eksternal. Semua interface yang dapat dibaca oleh mesin yang digunakan untuk memindahkan informasi ke sistem yang lain dihitung.
Untuk menghitung titik-titik fungsi (FP) dipakai hubungan sebagai berikut :
FP = jumlah total x [0,65 + 0,01 x Fi]
Sekali titik fungsi telah dihitung, maka titik-titik itu digunakan dengan cara analog dengan LOC untuk menormalisasi pengukuran produktivitas, kualitas perangkat lunak, serta atribut-atribut yang lain :
· kesalahan per FP
· cacat per FP
· $ per FP
· halaman dokumentasi per FP
· FP per person-month
4.3.3. Metrik Function Point yang Diperluas
Ekstensi function point yang disebut feature points merupakan superset dari pengukuran function point yang dapat diterapkan pada aplikasi perangkat lunak rekayasa dan sistem. Pengukuran feature point mengakomodasi aplikasi yang kompleksitas algoritmanya tinggi.
Ekstensi function point untuk sistem real-time dan produk rekayasa telah dikembangkan oleh Boeng mengintegrasi dimensi data perangkat lunak dengan dimensi kontrol dan fungsional untuk memberikan sebuah pengukuran yang berorientasi pada fungsi, yang disebut 3D Function Point, yang dapat dipertanggungjawabkan untuk aplikasi yang menekankan kemampuan fungsi dan kontrol karakteristik dari semua dimensi perangkat lunak ”dihitung, dikuantisasi, dan ditransformasi” ke dalam sebuah pengukuran yang memberikan indikasi fungsionalitas yang disampaikan oleh perangkat lunak.
Penghitungan data yang disimpan (struktur data program internal, seperti file) dan data eksternal (input, output, inquiry, dan referensi eksternal) dipakai bersama dengan pengukuran kompleksitas untuk menarik penghitungan dimensi data.
Tingkat kompleksitas yang diberikan pada masing-masing transformasi merupakan fungsi dari sejumlah langkah proses dan sejumlah pernyataan semantik yang mengontrol langkah pemrosesan. Gambar 4.3. memberikan tuntunan bagi kompleksitas penugasan dalam dimensi fungsional
![]()
Semantik
Langkah-lang
kah pemrosesan
|
1 – 5
|
6 – 10
|
11 +
|
1 – 10
|
rendah
|
rendah
|
rata-rata
|
11 – 20
|
rendah
|
rata-rata
|
tinggi
|
21+
|
rata-rata
|
tinggi
|
tinggi
|
Gambar 4.3. Menentukan komleksitas transformasi untuk function point 3D
Posted by Ricky
Posted on Monday, April 06, 2015 | No comments
PERTEMUAN 4 - Proses Perangkat Lunak Dan Metrik Proyek
image source: linkedin.com
Pengukuran dapat
digunakan oleh perekayasa perangkat lunak untuk membantu memperkirakan kualitas
produk kerja teknis serta untuk membantu mengambil keputusan taktis pada saat
proyek sudah berjalan.
4.1. Pengukuran, Metrik dan Indikator
Measure
mengindikasikan kuantitatif dari luasan, jumlah, dimensi, kapasitas atau ukuran
dari atribut sebuah proses atau produk. Measurement adalah kegiatan menentukan
sebuah measure (pengukuran). IEEE Standard Glossary of Software Engineering
Terms mendefinisikan metrics sebagai ”ukuran kuantitatif dari tingkat di mana
sebuah sistem, komponen atau proses memiliki atribut tertentu.”
Metrik perangkat
lunak menghubungkan pengukuran individu dengan banyak cara (seperti rata-rata
jumlah kesalahan yang ditemukan per kajian atau jumlah rata-rata kesalahan yang
ditemukan per person-hour yang dipakai pada kajian).
Rekayasa
perangkat lunak mengumpulkan pengukuran dan mengembangkan metrik sehingga
diperoleh suatu indikator. Indikator adalah sebuah metrik atau kombinasi dari
metrik yang memberikan pengetahuan ke dalam proses perangkat lunak, sebuah
proyek perangkat lunak, atau produk itu sendiri.
4.2.
Metrik Dalam Proses dan Domain Proyek
Metrik harus dikumpulkan
sehingga indicator proses dan produk dapat dipastikan. Indikator proses
memungkinkan sebuah organisasi rekayasa perangkat lunak memperoleh pengetahuan
tentang reliabilitas sebuah proses yang sedang berlangsung (misalnya paradigma,
tugas-tugas rekayasa perangkat lunak, produk kerja, dan kejadian penting). Indikator
proses memungkinkan manajer dan pelaksana memperkirakan apa yang harus
dikerjakan dan yang tidak.
Indikator proyek
memungkinkan manajer proyek perangkat lunak :
(1).
Memperkirakan status sebuah proyek yang sedang berlangsung
(2). Menelusuri
risiko-risiko potensial
(3). Menemukan
area masalah sebelum masalah ”menjadi semakin kritis”
(4). Menyesuaikan
aliran kerja atau tugas-tugas; dan
(5). Mengevaluasi kemampuan tim proyek untuk mengontrol
kualitas hasil kerja rekayasa perangkat lunak
image source: actuaries.digital
IT PROJECT MANAGEMENT PLAN
< ORGANIZATION NAME >
< PROJECT NAME >
Document Revision #:
Date of Issue:
Project Manager:
Approval Signatures
Approved by: Business Project Leader
|
Approved by: IM/IT Project Leader
|
|
Prepared by: Business Project Manager
|
Prepared by: IM/IT Project Manager
|
|
Reviewed by: Quality Assurance Manager
|
||
Contents
Posted by Ricky
Posted on Saturday, April 04, 2015 | No comments
Lanjutan: Capital Asset Model Pricing (CAPM)
image source: us.fotolia.com
12. Mengestimasi Beta Saham
a) Beta saham adalah ukuran seberapa besar perubahan return saham sebagai akibat perubahan return pasar.
b) Untuk mengestimasi beta, bisa digunakan market model, yang pada dasarnya sama dengan single index model.
c) Persamaan market model:
i) Ri : return sekuritas i.
ii) Rm : return indeks pasar.
iii) αi : intersep
iv) βi : slope
v) ei : random residual error
d) Persamaan market model bisa dilakukan dengan meregresi antara return sekuritas yang akan dinilai dengan return indeks pasar.
e) Regresi tersebut akan menghasilkan nilai αi (merupakan ukuran return sekuritas i yg tidak terkait dengan return pasar), dan nilai βi (menunjukkan slope yang mengindikasikan peningkatan return yang diharapkan pada sekuritas i untuk setiap kenaikan return pasar sebesar 1%).
13. Saham Overvalued vs Undervalued
a) Persamaan CAPM dpt digunakan untuk menentukan apakah suatu sekuritas dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah dr yg seharusnya.
b) Contoh:
E(Ra) = 0,15 + (0,2 -0,15) 1,2 = 21 %
E(Rb) = 0,15 + (0,2 – 0,15) 0,8 = 19 %
E(Rc) = 0,15 + (0,2 – 0,15) 1,5 = 22,5 %
c) Saham C dikatakan undervalued karena Return ekspetasi < return realisasi sehingga Investor akan membeli saham C tersebut.
d) Saham B dikatakan overvalued karena return ekspetasi > return realisasi sehingga investor akan menjual saham B tersebut.
e) Saham A berada pada titik keseimbangan.
Subscribe to:
Posts (Atom)